Friday 17 February 2017

Profil dan biodata Ellyas Pical

Para penggemar tinju nasional bahkan dunia tentunya sempat mengenal nama Eliyas Pical, ya, dia adalah seorang petinju legendaris Indonesia yang pernah membawa nama harum Indonesia sebagai pemegang gelar juara tinju dunia kelas Bantam versi IBF. Nah pada kesempatan kali ini kita akan membahas sekilas tentang profil, biodata atau biografi sosok pria asal Maluku ini.

Elyas Pical lahir di Ullath, Saparua, Maluku Tengah, Maluku, pada 24 Maret1960, ia adalah seorang petinju asal Indonesia yang merupakan juara dunia pertama dari Indonesia. Ellyas Pical juga merupakan putera daerah/anak negeri Ullath, ia merupakan keturunan dari keluarga besar (fam/marga/mata rumah) Pical. Pada masa kecil pria yang kerap disapa Elly ini adalah seorang pencari mutiara alami, yang menyelam sampai ke dasar laut untuk mencari mutiara alam. Karena seringnya menyelam saat kecil itulah pendengaran Ellyas Pical agak kurang peka.

Ellyas Pical mulai mencintai olahraga tinju sejak sering menonton pertandingan-pertandingan tinju di TVRI yang merupakan satu-satunya stasiun tv pada waktu itu, yang ia tonton terutama pertandingan-pertandingan yang menampilkan petinju legendaris dunia yakni Muhammad Ali. Ellyas Pical telah menggeluti olahraga tinju sejak berusia 13 tahun, dengan berlatih sembunyi-sembunyi karena dilarang oleh kedua orangtuanya. Sebagai petinju amatir yang bermain di kelas terbang, ia kerap menjadi juara mulai dari tingkat kabupaten hingga kejuaraan Piala Presiden. Karier profesionalnya dimulai pada tahun1983 dalam kelas bantam junior. Sejak itu, berturut-turut sederet prestasi tingkat dunia diraihnya, seperti juara OPBFsetelah mengalahkan Hi-yung Chung asal Korea Selatan dengan kemenangan angka 12 ronde pada19 Mei1984 diSeoul, Korea Selatan. Atas kemenangan ini, Pical menjadi petinju profesional pertama Indonesia yang berhasil meraih gelar internasional di luar negeri. Pukulan hook dan uppercut kirinya yang terkenal cepat dan keras itu, membawa Pical ke puncak popularitas. Oleh pers, pukulan tersebut dijuluki sebagai "The Exocet", merujuk pada nama sebuah rudal milik Perancis yang digunakan oleh Argentina dalam Perang Malvinas yang berkecamuk pada masa jaya Pical saat itu. Ia merebut gelar juara IBF kelas bantam yunior (atau kelas super terbang) dari petinju Korea Chun Ju-do diJakarta pada tanggal 3 Mei1985. Setelah mempertahankan gelar melawan petinju Australia, Wayne Mulholland, 25 Agustus1985, Pical harus mengakui keunggulan petinju Republik Dominika, Cesar Polanco dengan angka diJakarta. Namun Pical mampu bangkit dan membalas kekalahannya atas Polanco dengan balik memukul KO Polanco pada pertandingan kedua di Jakarta, 5 Juli 1986. Sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong-chun Lee, langkah Pical terhenti setelah menyerah dari petinjuThailand, Khaosai Galaxy dengan KO pada ronde 14, pada tahun 1987. Setelah terjadi pergulatan batin berbulan-bulan karena depresi pasca kekalahan melawan Galaxy, Pical mampu bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam yunior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, juga dari Korea Selatan. Gelar ini sempat bertahan sampai 2 tahun, hingga akhirnya Pical harus terbang ke Ronoake, Virginia, Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan Juan Polo Perez dari Kolombia, pada 4 Oktober1989, dan Pical harus menyerahkan gelarnya setelah kalah angka.

Pasca kekalahan dari Perez, Pical sempat bertanding non gelar sebanyak 3 kali, hingga akhirnya ayah dari Lorinly dan Matthew Pical ini pun sedikit demi sedikit menyingkir dari ring tinju. Pical yang tidak sempat lulus SD ini kemudian bekerja sebagai petugas keamanan (satpam) di sebuah diskotik diJakarta. Ia pernah mengalami sisi gelap dalam hidupnya, Ia ditangkap polisi pada13 Juli 2005 karena melakukan transaks inarkoba di sebuah diskotik. Penangkapannya sempat menuai kritikan dari berbagai pihak yang menyoroti tiadanya jaminan hidup yang diberikan pemerintah kepada atlet yang telah mengharumkan nama negara tersebut. Pical lalu divonis hukuman penjara selama 7 bulan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Setelah bebas dari penjara, Pical diterima bekerja di KONI pusat, sebagai asisten ketua KONI pada saat itu yakni, Agum Gumelar .Sepanjang karier profesionalnya, rekornya adalah 20 kemenangan (11 KO), 1 seri, dan 5 kekalahan. Dari pernikahannya dengan Rina Siahaya Pical, ia memperoleh dua orang putra yaitu Lorinly dan Matthew, kini ia tinggal di perumahan Duta Bintaro, Kabupaten Tangerang bersama dengan keluarganya.
Demikianlah uraian singkat tentang profil, biidata dan biografi dari sosok Ellyas Pical, seorang mantan juara dunia tinju kelas Bantam Junior versi IBF yang dikutip dari situs wikipedia Indonesia.